Tuhanku, terimalah doa hamba-Mu,
Yang menulis dengan linangan pilu.
Bukan kerana hebatnya ilmu,
Tapi rindu yang tak pernah layu.
Kalau ada nilai dalam kata yang syahdu,
Itu hanyalah kerana cinta yang satu:
Untuk ayah dan ibuku.
Ya Allah,
jika ada setitik cahaya dari tulisan ini,
jika ada satu amal yang bernilai di sisi-Mu,
maka jangan simpan itu untukku.
Persembahkanlah semuanya untuk ayah dan ibuku.
Terimalah buku kecil ini sebagai tanda bakti seorang anak yang tak tahu bagaimana lagi mencintai,
selain dengan doa, air mata, dan kata-kata.
Aku tak mampu menghadiahkan dunia untuk mereka,
tapi aku memohon agar Engkau menghadiahkan surga untuk keduanya.
Tempatkan mereka dalam lindungan-Mu,
bahagiakan mereka sebagaimana mereka pernah membahagiakanku,
dan ampuni kekuranganku dalam membalas cinta yang begitu suci.
Harapan sebagai Amal Jariah
Buku ini bukan karya yang sempurna.
Tapi ia ditulis dari tempat paling jujur di hati: rindu seorang anak kepada orang tuanya.
Jika ada pembaca yang merasa tersentuh,
semoga itu menjadi saksi bahwa cinta kepada orang tua masih hidup dan terus mengalir.
Aku berharap buku ini menjadi amal jariah—
bukan hanya untukku,
tetapi juga untuk ayah dan ibuku yang telah mendidik dan mencintaiku tanpa pamrih.
Setiap huruf, setiap halaman, adalah doa yang kubingkai untuk mereka.
Pesan kepada Pembaca
Untukmu yang membaca buku ini… Jangan tunggu waktu untuk mencintai orang tuamu.
Ucapkan terima kasih saat mereka masih bisa mendengar.
Peluk mereka saat mereka masih bisa membalas.
Dan jika mereka telah tiada, jangan pernah hentikan doa-doa.
Cinta anak yang paling tulus bukan hanya dengan kata,
tapi dengan sujud yang terus menyebut nama ayah dan ibu.
Jika tulisan ini ada nilainya di sisi-Mu,
Jadikan ia amal untuk ayah dan ibuku.
Biarlah kata menjadi titian rindu,
Yang menghubungkan dunia dan akhirat yang syahdu.
Tuhanku, aku berserah hanya kepada-Mu,
Bimbinglah aku dalam jalan yang satu:
Hidup mencintai-Mu… demi ayah dan ibuku.