Bait 1: Akhlak Cermin Bangsa

Budi pekerti cermin manusia,
Menjadi tanda tinggi wibawa,
Di mana budi di situlah mulia,
Memikat hati tanpa bicara,
Akhlak yang halus jadi pusaka,
Mengikat kasih sesama kita,
Membina bangsa penuh percaya.


Bait 2: Budi Bukan Sekadar Kata

Budi bukan sekadar bicara,
Tapi perilaku dalam nyata,
Halus tutur lembut caranya,
Santun gerak, bijak rasanya,
Sifat terpuji lahir dari jiwa,
Menjadi nadi dalam budaya,
Penentu nilai hidup bersama.


Bait 3: Akar yang Menjulang Tinggi

Budi pekerti akar budaya,
Tempat bernaung marwah dan peka,
Walau dihimpit arus dunia,
Jangan dicabut asalnya jua,
Tanpa akar, pohon binasa,
Tanpa budi, runtuh bahagia,
Hidup terumbang tiada cahaya.


Bait 4: Santun Itu Ibu Budi

Santun dijunjung tinggi martabatnya,
Menjadi hias dalam keluarga,
Tidak terangkat suara sengketa,
Lembut menegur tanpa nista,
Inilah ajar dari pusaka,
Menjadi suluh kala berduka,
Menghalau ego, menjemput peka.


 

 

 

 

Bait 5: Budi dalam Setiap Laku

Dalam berjalan budi terbaca,
Dalam berucap jelas terasa,
Dalam memberi tidak meminta,
Dalam menolong tiada kecewa,
Budi menghias hidup berbakti,
Menjadi asas insan sejati,
Menumbuh kasih tak bertepi.


Bait 6: Warisan yang Perlu Dijaga

Jangan biar budi terleka,
Kerna darinya tumbuh percaya,
Bila tiada, retak keluarga,
Luntur kasih menjadi duka,
Warisan ini jangan binasa,
Ajarkan anak sejak remaja,
Agar tak hilang jiwa merdeka.


 

 

Bait 7: Budi Jalan Menuju Syurga

Budi pekerti bukan biasa,
Ia amalan penuh pahala,
Di sisi Tuhan mulia nilainya,
Jadi bekal ke akhirat sana,
Hidup di dunia pun bahagia,
Masyarakat aman sejahtera,
Melayu megah kerana budinya.


📖 ULASAN

━━━━━━━━━━━━━━━━━

Budi Pekerti: Cermin Jiwa dan Wibawa Bangsa

Bab kedua dari Syair 7 ini membentangkan sebuah kebenaran abadi: bahwa budi pekerti adalah cermin yang memantulkan martabat manusia dan bangsa. Tanpa budi, segala tumpuan pada fisik dan materi hanyalah kosong tanpa makna. Di dalam budi terdapat magnet yang memikat hati tanpa perlu kata-kata, karena budi yang luhur adalah bahasa universal yang menyatukan dan membangun kepercayaan di antara sesama.


Budi Tidak Sekadar Kata, Tapi Perilaku Nyata

Syair ini menyadarkan kita bahwa budi pekerti bukan sekadar omongan manis atau janji kosong, melainkan terwujud nyata dalam tutur kata yang lembut dan tindakan yang santun. Ia adalah keseimbangan antara hati dan akal, rasa dan tata krama. K5etika budi hidup dalam perilaku, maka budi itulah yang membentuk nilai budaya dan menjadi nadi yang menghidupkan harmoni sosial.


Akar Budaya yang Menguatkan dan Menjaga Marwah

Budi pekerti adalah akar budaya yang menopang pohon kehidupan bangsa. Bab ini mengingatkan bahwa meskipun dunia berubah cepat, akar tersebut harus tetap dipelihara dan tidak dicabut. Tanpa budi, segala kemajuan dan kemewahan hanyalah pepohonan tanpa akar yang mudah roboh. Jika budi hilang, maka hilang pula kebahagiaan sejati dan kehidupan menjadi gersang tanpa cahaya harapan.


Santun: Ibu dari Segala Budi

Santun bukan hanya tindakan, tapi lambang martabat dan penghormatan. Dalam bait yang penuh kelembutan, bab ini mengajarkan bahwa santun adalah ibu dari budi pekerti—yang menjadikan setiap teguran tidak menyakitkan, setiap dialog tidak panas, dan setiap konflik dapat diredam dengan kasih sayang. Santun adalah pelita dalam kegelapan, yang menenangkan hati dan menjemput kepekaan.


Budi dalam Setiap Laku Hidup

Budi bukan hanya untuk masa-masa penting, tapi harus melekat dalam setiap langkah, kata, dan niat. Bab ini mengajak kita untuk hidup dengan budi yang terlukis jelas dalam perilaku sehari-hari: memberi tanpa pamrih, membantu tanpa kecewa, dan berbakti tanpa hitung. Di sanalah terbangun manusia sejati yang penuh kasih, yang mampu menyulam kebersamaan dengan benang-benang cinta tanpa batas.


Warisan Berharga yang Harus Dijaga Sepenuh Hati

Sebagai peringatan yang sarat makna, bab ini mengingatkan bahwa budi pekerti adalah warisan luhur yang harus terus dijaga agar tidak pudar oleh zaman. Jika budi hilang, keluarga akan retak dan masyarakat akan kehilangan pondasi kepercayaannya. Oleh karena itu, mengajarkan budi sejak dini kepada generasi muda adalah kewajiban yang tak boleh ditawar demi menjaga jiwa merdeka dan marwah bangsa.


Budi: Jalan Mulia Menuju Kebahagiaan dan Syurga

Bab ini menutup dengan keyakinan bahwa budi pekerti bukan sekadar kebajikan duniawi, tapi juga bekal berharga menuju akhirat. Budi yang dijalankan dengan ikhlas adalah amalan yang mendapat tempat mulia di sisi Tuhan, dan dengan budi, hidup di dunia pun menjadi penuh damai dan makna. Masyarakat yang berbudikan budi akan hidup dalam kesejahteraan dan kehormatan, menjadikan Melayu bersinar dengan marwah budinya.


KESIMPULAN SENTUHAN HATI

Bab 2 dari Syair 7 adalah undangan jiwa untuk kembali menapak pada akar budaya yang paling suci: budi pekerti. Ia adalah panggilan lembut yang mengingatkan kita agar tidak hanya bangga akan nama dan darah, tetapi juga bangga akan perilaku luhur yang menjadi jiwa bangsa. Karena hanya dengan budi yang mengalir dalam setiap nafas, kita bisa menjaga marwah, menyulam harmoni, dan mewariskan kebahagiaan sejati.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━